Monday 23 January 2012

Dis..

Hitunglah!
Hitunglah!
Hitunglah!

Kalkulus mengambang di ujung pena ku
Serat-serat diatas lembar kosong
Menggenggam erat diantara jemari panjang ku

Aku tak pernah tepat dalam waktu yang tergantung
Masih sama..
7 tahun lalu pun begitu

Ya Rabb, Nur-Mu terangi hati yang tengah digerogot 
Rindu, sungguh rindu 

Tak terungkap dengan kata terurai
Apalagi teringkas
Terlebih, pinta nya  gambarkan angka di atas minyak
Izinkan aku mengingat tanpa menghitungnya

Ya Allah..
Tersirat dalam hati yang kasat
Rinduku 

Monday 2 January 2012

Jejaring sosial menutup bayangan timur,

Jejaring social kini telah berkembang pesat di Indonesia. Akses yang mudah, murah, dan efektif menjadikan situs jejaring sosial dilirik sebagai penyebaran informasi yang cepat dan berguna untuk sosialisasi dalam berbagai hal seperti pendidikan, kesehatan, politik, penanggulangan bencana, ekonomi, dan informasi yang lain. Pertanyaannya adalah “Benarkah jejaring sosial menutupi jati diri Negara kita?”. Pertanyaan tersebut mungkin sangat jarang dijadikan introspeksi penerus bangsa kita. Hal ini terlihat dengan penurunan kesopan-santunan dalam berinterkasi ataupun bergaul.
           
Indonesia termasuk negara-negara timur dengan tingkat sopan santun dan adat-budaya yang kental. Namun kini, dengan adanya keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Segala bentuk pembangunan dan perkembangan dilakukan secara eksrim. Sayangnya mereka yang melakukan hal tersebut bergerak tanpa memikirkan hal lain yang sebenarnya penting. Hubungan dari hal tersebut yakni jejaring sosial tidak hanya digunakan oleh pihak tertentu tetapi oleh segala lapis masyarakat. Pada masalah ini digaris bawahi pada perilaku remaja dengan situs jejaring social.

Pengaruh budaya barat sangat merombak bentuk sosial di Indonesia. Remaja Indonesia  yang sedari kecilnya dalam awal dunia pendidikan ditanamkan “negara kita adalah negara berkembang dan kita harus menjadi negara maju!”. Oleh karena pendidikan yang kurang berkualitas, indoktrinasi tersebut nyatanya justru membuat para penerus bangsa secara mentah mencerna bahwa negara maju dijadikan contoh negara berkembang. Akan tetapi, bukan cara berpikir atau perilaku positif yang mereka ambil, justru sebaliknya.

Semenjak masuknya jejaring sosial Friendster sekitar tahun 2000-an  yang sempat merajai dunia maya, berbondong-bondong orang membuka account di situs tersebut dan siapapun dapat kenal dan bertemu dengan teman lama atau baru di sini. Kemudian situs jejaring sosial lainnya mulai bermunculan seperti Facebook, Twitter, Heello, Plurk, Google Plus, dan banyak lainnya. Kemudahan akses dan pengoresiaannya menjadikan situs jejaring sosial tersebut menjadi kebutuhan utama bagi para remaja layaknya nasi.

Situs jejaring sosial dan perubahan gaya hidup menjadi alasan utama para masyarakat urban menjadikan vendor-vendor melirik kesempatan ini untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut. Dari data yang didapat, sejak tahun 2007 banyak ponsel yang menawarkan kemudahan mengakses jejaring sosial, sehingga hal tersebut meningkatkan penggunaan internet yang sangat signifikan.

Masyarakat Indonesia yang dulu memang terlihat tradisional di negara agraris, kini telah berubah. Tidak dapat dipungkiri lagi, tanpa melihat batas umur dan status masyarakat jejaring sosial mulai menyusup dikehidupan kita. Tanpa kita sadari pula hal ini sekarang menjadi pemandangan biasa di kota besar maupun daerah yang telah terjamah aksesnya.

Media elekronik yang menyediakan fasilitas tersebut dapat dimiliki dengan harga terjangkau. Hal ini terlihat dalam satu dekade ini. Dulu media yang memfasilitasi hanya dapat dengan kamputer yang terkoneksi internet yang harganya sendiri mencapai sekitar 5 juataan dan penggunaanya dianggap rumit oleh sebagian besar masyarakat kita.  Saat ini bisa kita akses memalui ponsel yang harganya cukup ekonomis dengan kisaran harga di atas Rp 100.000,- yang aksesnya juga tidak rumit.

Jika kita lihat dalam jejaring sosial, media sosial ini memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung penggunanya. Dengan adanya penawaran fasilitas seperti berbagi informasi, foto, video, bahkan game online serta chatting. Tidak heran banyak kalangan anak muda memanfaatkannya  sebagai media belajar berbisnis, belajar, bermain, dan berekspreis.

Kecenderungan aktifitas tersebut dalam bergelut didunia maya menjadikan mereka tidak sadar hal ini mempengaruhi kondisi kejiawaaan dan sosialnya. Sebagian besar situs jejaring sosial yang digunakan masyarakat Indonesia menggunakan bahasa tulis dan kita ketahui bahasa tulis merupakan cara berinterkasi secara tidak langsung.

Seperti tayangan televisi, media sosial ini bisa kita ibaratkan tayanyan infotainment yang membicarakan artis-artis dan orang yang berekspresi di jejaring sosial bisa kita ibaratkan artis yang dibicarakan. Mereka yang membagi informasinya sendiri pada masyarakat banyak di jejaring sosial tanpa mereka sadari perilaku dan aktifitasnya yang ada dapat dijadikan penilaian seseorang atau bahan omongan.

Pemerintah atau para petinggi negara juga menggunakan jejaring sosial sebagai media sosial mereka. Maraknya berita mengenai para petinggi negara juga sempat mengikutsertakan jejaring sosial dalam beberapa kasus yang ramai diperbincangkan.

Untuk masyarakat Indonesia khususnya para anak muda, sebenarnya jejaring sosial kurang berdampak positif bagi sebagian mereka yang tingkat pendidikan dan pemahamannya kurang mantap. Padahal kita ketahui, tingkat pendidikan dan kualitasnya sendiri masih kurang matang. Hal tersebut berimbas pada penggunaan mereka pada media sosial tersebut.  Mereka justru menggunakannya untuk hanya untuk update status yang isinya sendiri tidak penting atau meng-upload foto-foto atau video. Ada juga yang hanya bermain game online yang mereka sendiri tidak tahu manfaatnya.  Mereka hanya menjadikan jejaring sosial untuk bersenang-senang.

Sebenarnya masalah utamanya bukan pendidikan hanya saja pendidikan sosialnya yang perlu diperhatikan. Kurang ketegasan dalam pendidikan sosial membuat moral dan sikap bibit yang sedang digarap menjadi lembek dan tidak memperhatikan adat atau budaya yang ada. Pendidikan disekolah kini dianggap hanya berorientasi pada nilai, ujian-ujian, tingkat kelulusan, dan hasil akhir. Akan tetapi, hal-hal lain tidak mereka hiraukan.

Bukan menyalahkan atau membenarkan aktifitas-aktifitas tersebut, hanya menyayangkannya. Tidak salah jejaring sosial sebagai media sosial. Hanya saja jejaring sosial yang ada di dunia memberikan imbas pada kehidupan sosial kita secara langsung. Dunia maya yang disinyalir sebagai media non face to face atau interaksi tidak langsung membuat proses interaksi sosial berjalan tidak sempurna. Mereka yang mungkin aktif di dunia maya tidak berarti aktif dikehidupan nyatanya.

Perubahan sosial dan budaya di negara kita pun mulai berubah. Internet dan jejaring sosial yang dijadikan penyebabnya. Tidak buruk kita mengenal dan menggunakan internet karena setiap hal pasti memiliki dampak positif juga negatifnya. Sayangnya penggunaan yang paling besar untuk anak muda hanya jejaring sosial yang dampak dan manfaat positifnya kurang dapat kita ambil di dunia nyata untuk kalangan anak muda. Mungkin untuk kalangan mahasiswa, perkantoran, atau pemerintahan mereka dapat memberi informasi atau pengetahuan pada anak muda, hanya saja di jejaring sosial sebagian besar mereka lebih tertarik dengan hal-hal sesuai kalangan mereka.

Jejaring sosial dan masyarakat Indonesia hubungannya semakin erat dan sulit terpisahkan. Bisa dikatidakan pula bahwa telah menjadi gaya hidup dalam budaya modern era ini. Walaupun telah menjadi gaya hidup di negara kita, tidak berarti kita menyisihkan budaya lokal dari budaya barat yang terlanjur menjadi contoh para guru, dulu. Saatnya kita berbenah diri. Menjadi jati diri negara kita tidak berarti konsisten dengan berkembang. Lihat saja Jepang! Mereka negara maju dengan kuat menjadi sosok “Matahati Terbit” di dunia.

Marilah dari dunia maya dan dunia lainnya, tengoklah tanah air! Jika, mereka di luar sana selalu memperhatikan kita tidak pantaslah kita tidak berdandan. Berdandan menjadi sosok Indonesia!

Sunday 1 January 2012

Fabulous

Sebagai permulaan, baca kutipan pidato di bwh ini tanpa berkedip… Ini adalah sebuah pidato tentang lingkungan hidup dari seorang anak berusia 12 tahun…

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang.

Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang y$ang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa
anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku
kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " .

Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk
berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
***********

Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.

Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:

" Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju
berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato.
Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun "


------------ --------- --------- --------- --------- ---------
--------- --------- ------
*Tolong sebarkan tulisan ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang sedang dalam keadaan sekarat dan kitalah manusia yang membuatnya seperti ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia.
*(Copyright from: Moe Joe Free)

Kabar??



Apa kabarmu angin?
Kini, 
hembus matamu tak terlihat
Terpaan biru lari sembunyi
Menyusuri jemari dan wajah
Menjemput hujan dan badai

Bagaimana denganmu langit?
Terlihat dari perhatian
Kau dan dia
Menarikmu dari belenggu hati
Awan, hujan, gerimis, mendung, biru
Saksi-saksi tawa dan tangis